Contoh Pengamalan Sila ke-5 Pancasila di Kehidupan Sehari-hari, Beserta Nilai-nilai Pancasila

Contoh Pengamalan Sila ke-5 Pancasila di Kehidupan Sehari-hari, Beserta Nilai-nilai Pancasila

Inilah contoh pengamalan sila kelima Pancasila di kehidupan sehari-hari, beserta nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Setiap sila Pancasila memiliki nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam hidup bernegara.

Termasuk nilai Keadilan pada sila kelima Pancasila yang dilambangkan dengan padi dan kapas.

Sila kelima Pancasila berbunyi Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Contoh pengalaman sila kelima sebagai perwujudan nilai Keadilan, yakni bersikap adil kepada setiap orang.

Kemudian, menjalankan kewajiban dan menghormati hak orang lain

Baca juga: Arti Rantai Emas Lambang Sila ke-2 hingga Pengamalan Nilai Sila Kedua Pancasila

Dikutip dari bpip.go.id, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sekaligus pedoman dengan nilai-nilai luhur yang bisa diterapkan dalam kehidupan berbangsa.

Pengamalan Pancasila hendaknya diajarkan kepada anak-anak sejak dini, termasuk sila ke-5.

Berikut ini mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dikutip Tribunnews.com dari beberapa sumber:

Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia dan Contoh Pengamalannya

1. Nilai Ketuhanan

Nilai Ketuhanan terdapat dalam sila pertama Pancasila.

Maksud dari nilai ketuhanan ini adalah Indonesia itu negara beragama.

Jadi, setiap rakyat Indonesia memiliki agama yang dipercaya, sebagaimana dikutip dari Bobo.grid.id.

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terkait sila pertama Pancasila.

Contohnya, seperti:

– Beribadah sesuai kepercayaan
– Menghargai orang lain yang agamanya berbeda
– Tolong menolong, meski memiliki agama yang berbeda

2. Nilai Kemanusiaan

Nilai Kemanusiaan terdapat dalam sila kedua Pancasila.

Maksud dari nilai kemanusiaan ini adalah bersikap adil dan manusiawi kepada setiap orang, meskipun orang itu memiliki perbedaan.

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terkait sila kedua Pancasila.

Contohnya, seperti:

– Tidak membeda-bedakan orang di sekitar kita
– Saling membantu, misalnya melakukan kerja bakti atau memberi bantuan korban bencana alam
– Tidak mudah main hakim sendiri
– Tidak merasa paling benar sendiri
– Tidak suka permusuhan dan pertengkaran

3. Nilai Persatuan

Nilai Persatuan terdapat dalam sila ketiga Pancasila.

Maksud dari nilai Persatuan adalah rakyat Indonesia harus bersatu, tidak boleh terpecah belah hanya karena perbedaan.

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terkait sila ketiga Pancasila.

Contohnya, seperti:

– Mencintai negara Indonesia dengan cara menjaga warisan budaya yang ada
– Menjaga hubungan baik dengan teman-teman satu negara, meski beda suku, agama, dan bahasa

Baca juga: 10 Contoh Pengamalan Sila Ketiga Pancasila, Berbunyi: Persatuan Indonesia

4. Nilai Kerakyatan

Nilai Kerakyatan terdapat dalam sila keempat Pancasila.

Maksud dari nilai kerakyatan ini adalah negara kita mengutamakan rakyat.

Jadi, rakyat Indonesia harus diutamakan.

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terkait sila keempat Pancasila.

Contohnya, seperti:

– Menyelesaikan masalah dengan musyawarah
– Tidak memaksakan kehendak kita saat bermusyawarah
– Menerima hasil musyawarah dengan lapang dada

contoh di lingkungan keluarga:

– Setiap masalah keluarga diselesaikan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat
– Berjiwa besar untuk menerima dan mempertimbangkan pendapat sesama anggota keluarga
– Setiap anggota keluarga menerima dan menghargai hasil keputusan musyawarah
– Setiap anggota keluarga bertanggung jawab melaksanakan hasil keputusan musyawarah

5. Nilai Keadilan

Nilai Keadilan terdapat dalam sila kelima Pancasila.

Maksud dari nilai keadilan ini adalah bersikap adil terhadap semua orang.

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terkait sila kelima Pancasila.

Contohnya, seperti:

– Bersikap adil kepada setiap orang
– Menjalankan kewajiban dan menghormati hak orang lain
– Memberikan bantuan jika ada teman bermain yang kesusahan
– Menghindari sikap sombong di tempat bermain
– Menghargai hasil karya teman
– Saling menghargai sesama teman

Sejarah Lahirnya Pancasila

Dikutip dari bpip.go.id, sejarahnya berawal dari kekalahan Jepang pada perang pasifik.

Kemudian, mereka berusaha mendapatkan hati masyarakat dengan menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia dan membentuk sebuah Lembaga yang tugasnya untuk mempersiapkan hal tersebut.

Lembaga ini dinamai Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

BPUPKI mengadakan sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945.

Diadakan di Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung Pancasila), para anggota membahas mengenai tema dasar negara.

Setelah beberapa hari, pada 1 Juni 1945, Soekarno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya.

Ia menyampaikan gagasan tentang dasar negara Indonesia merdeka, yakni Pancasila.

Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu, diterima secara aklamasi oleh segenap anggota BPUPKI.

Perumusan Pancasila oleh Panitia Sembilan

Dikutip semarangkota.go.id, BPUPKI membentuk panitia kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar yang berpedoman pada pidato Bung Karno.

Pada saat itulah, dibentuklah Panitia Sembilan.

Panitia Sembilan itu terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, dan Abikoesno Tjokrosoejoso.

Kemudian, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin.

Panitia Sembilan ditugaskan merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Soekarno pada 1 Juni 1945 dan menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Hingga akhirnya, rumusan Pancasila hasil penggalian Soekarno berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945.

Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

Selanjutnya, disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.

Penetapan Hari Lahir Pancasila sebagai Hari Libur Nasional

Kini, 1 Juni resmi ditetapkan jadi Hari Lahir Pancasila melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi menyampaikan keputusan ini melalui pidato pada peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka, Bandung pada 1 Juni 2016.

Selain itu, 1 Juni juga ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Kerajinan Bahan Limbah Keras : Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Pengolahan Limbah Keras

Kerajinan Bahan Limbah Keras : Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Pengolahan Limbah Keras

Berikut ini penjelasan mengenai kerajinan bahan limbah keras, mulai dari pengertian, jenis hingga cara pengolahannya.

Bahan limbah dapat dijadikan menjadi kerajinan yang menarik.

Ada beberapa bahan limbah, termasuk limbah keras.

Limbah keras terbagi lagi menjadi dua yaitu limbah keras organik dan anorganik.

Limbah keras organik dan anorganik ini dapat disulap menjadi aneka kerajinan yang unik dan menarik.

Lantas, apa itu limbah keras?

Baca juga: Jenis-jenis Planet Luar dan Dalam di Tata Surya, Lengkap dengan Ciri-ciri dan Karakteristiknya

Pengertian Limbah Keras

Dikutip dari Buku Prakarya SMP Kelas 8 Edisi Revisi 2017 Semester 2, limbah keras merupakan limbah yang berwujud keras, padat, dan tidak mudah berubah bentuk.

Selain itu, juga tidak mudah diolah serta tidak mudah terurai dalam tanah.

Jadi kerajinan bahan limbah keras ialah suatu kerajinan yang dibuat menggunakan bahan dari limbah keras.

Mengenai Limbah Keras Organik dan Anorganik

Limbah keras organik adalah limbah yang berasal dari alam (tumbuhan dan hewan) bersifat keras, padat, dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai dalam tanah.

Sementara itu, limbah keras anorganik yakni jenis limbah yang berwujud keras, padat, sangat sulit.

Bahkan tidak bisa untuk diuraikan atau tidak bisa membusuk.

Contoh limbah keras anorganik adalah plastik, pecahan keramik, pecahan kaca, dan baja.

Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam dan kimia yang tidak terbaharui.

Jenis dan Karakteristik Bahan Limbah Keras

Limbah keras yang digunakan sebagai bahan dasar kerajinan dibedakan menjadi dua jenis, yakni:

1. Limbah Keras Organik

Limbah yang terdiri atas kandungan bahan yang pejal, solid, kuat dan tidak mudah berubah bentuk.

Limbah keras organik berasal dari sumber daya alam daratan dan lautan.

Contohnya, cangkang kerang laut, sisik ikan keras, tulang ikan, tulang hewan berkaki empat (sapi, kerbau, kambing), tempurung kelapa, dan potongan kayu.

Limbah keras organik dapat dimanfaatkan kembali sebagai produk kerajinan.

Namun, diperlukan peralatan yang cukup kuat untuk membantu dalam pengerjaannya.

2. Limbah Keras Anorganik

Limbah yang terdiri atas kandungan bahan kuat dan tidak mudah dihancurkan dengan alat biasa.

Namun, harus menggunakan teknologi tertentu, seperti pemanasan, pembakaran, dan penghancuran.

Contohnya, pelat-pelat dari logam, pecah-pecahan keramik, pecahan kaca, wadah/botol plastik, dan kaleng.

Meskipun begitu, tidak semua limbah keras dapat diolah kembali menjadi karya kerajinan karena keterbatasan alat dan teknologi.

Pengolahan Bahan Limbah Keras

Adapun pengolahan limbah organik dan anorganik memiliki teknik yang berbeda.

Limbah organik biasanya didaur ulang menjadi pupuk tanaman sampai dengan bahan bakar biogas.

Sementara itu, limbah keras yang ada di lingkungan masyarakat terlebih dahulu dilakukan pengolahan melalui beberapa cara.

Cara tersebut, meliputi:

1. Sanitasi (Sanitary Landfill)

Sanitary landfill adalah suatu metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik.

2. Pembakaran (Incineration)

Pada proses pembakaran, sampah dibakar di dalam alat insinerator.

Hasil pembakarannya berupa gas dan residu pembakaran.

3. Penghancuran (Pulverisation )

Pada pulverisation, penghancuran sampah dilakukan di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi dengan alat pengaduk sampah.

Sampah-sampah tersebut, dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang letaknya rendah.

Limbah keras yang dapat didaur ulang ialah tempurung kelapa, cangkang kerang, tulang belulang, plastik, logam, kaca, plastik, dan kaleng.

Limbah-limbah dapat dipilah-pilah sesuai kebutuhan.

Jika dinilai tidak layak pakai, maka limbah dapat diselesaikan dengan cara dibakar.

Sebaliknya limbah yang masih dalam kondisi utuh, dapat dimanfaatkan kembali menjadi karya kerajinan.

Baca juga: 5 Macam Gerak Langkah dalam Senam Irama, Berikut Cara Melakukannya

Adapun sebagai informasi, proses pengolahan masing-masing bahan limbah keras secara umum sama.

Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin.

Berikut ini proses pengolahan sederhana yang dapat dilakukan untuk bahan limbah keras.

1. Pemilahan bahan limbah

Seleksi bahan limbah keras perlu dilakukan sebelum proses produksi.

2. Pembersihan limbah

Keadaan limbah keras biasanya tidak cukup bersih.

Maka, perlu dilakukan pencucian menggunakan detergen.

Hal tersebut, dimaksudkan agar zat bekas makanan atau minuman dapat larut dan limbah keras menjadi bersih.

3. Pengeringan

Pengeringan dilakukan secara konvensional, menggunakan sinar matahari langsung atau secara langsung yang dibersihkan menggunakan lap kering.

4. Pewarnaan

Pewarnaan pada limbah keras dapat dilakukan dengan cara disemprot atau dikuas dengan cat.

5. Pengeringan setelah pewarnaan

Setelah pewarnaan, bahan limbah harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung atau diangin-anginkan.

6. Penghalusan bahan agar siap pakai

Proses finishing juga berbagai macam caranya, seperti dipotong, ditempa, dilem, digerinda, dan diamplas.

Gerakan Langkah Kaki dan Ayunan Lengan dalam Gerak Berirama atau Senam Irama

Gerakan Langkah Kaki dan Ayunan Lengan dalam Gerak Berirama atau Senam Irama

Aktivitas gerak berirama atau senam irama adalah gerakan senam yang dilakukan dalam irama musik, atau pembelajaran bebas yang dilakukan secara berirama.

Senam irama dapat dilakukan dengan menggunakan alat ataupun tanpa menggunakan alat.

Alat yang sering digunakan dalam senam irama yakni gada, simpai, tongkat, bola, pita, topi.

Dikutip dari Buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas VII (2017) oleh Muhajir, dalam senam irama terdapat gerak langkah kaki dan gerakan ayunan lengan.

Gerakan langkah kaki

Bentuk-bentuk gerakan langkah kaki antara lain sebagai berikut:

1. Langkah biasa

– Berdiri dengan sikap tegak rileks.
– Langkahkan kaki kiri ke depan dan kedua lengan di samping badan.
– Langkahkan kaki kanan ke depan dan jatuhkan pada tumit.
– Lanjutkan melangkah dengan kaki kiri secara bergantian.

2. Langkah rapat

– Berdiri dengan sikap tegak rileks.
– Langkahkan kaki kanan di depan kaki kiri.
– Kemudian, melangkahkan kaki kiri di depan kaki kanan.
– Lanjutkan kedua kaki rapat.

3. Langkah keseimbangan

– Berdiri dengan sikap tegak rileks.
– Hitungan 1: langkahkan kaki kiri ke depan.
– Hitungan 2: kaki kanan menyusul melangkah ke depan.
– Ketika tumit kaki kanan masih terangkat, kaki kiri mundur diikuti kaki kanan mundur merapat.

4. Langkah depan

– Berdiri dengan sikap anjur kiri.
– Hitungan 1: silangkan kaki kiri di muka kaki kanan.
– Hitungan 2: kaki kiri menyusul dan bersama-sama kaki kanan menyusul lagi (satu hep dua).
– Selanjutnya, langkahkan kaki kiri, disusul kanan, kemudian diikuti langkah kiri.

5. Langkah silangkan

– Berdiri dengan sikap anjur kiri.
– Hitungan 1: silangkan kaki kiri di muka kaki kanan.
– Kruispas dapat pula dilakukan ke belakang.
– Langkah silang ini dilakukan dengan irama 2/4.

Gerakan Ayunan Lengan

Bentuk-bentuk gerakan ayunan lengan antara lain sebagai berikut:

1. Gerakan ayunan satu lengan ke depan belakang

– Sikap permulaan berdiri tegak, melangkah, kedua lengan lurus ke depan.
– Hitungan 1: ayun lengan kiri ke belakang diikuti kedua lutut mengeper.
– Hitungan 2: ayunkan kembali tangan kiri ke depan.
– Hitungan 3-4: sama dengan hitungan 1 – 2 hanya dilakukan dengan tangan kanan.
– Lakukan Pembelajaran ini 6 x 4 hitungan dengan irama 4/4

2. Gerakan ayunan satu lengan ke samping

– Sikap permulaan berdiri tegak, ayunkan kedua lengan ke samping kanan.
– Hitungan 1: ayunkan lengan kiri dari depan ke samping kiri diikuti kedua lutut mengeper.
– Hitungan 2: ayunkan kembali lengan kiri ke depan.
– Hitungan 3-4, lengan kanan melakukan gerakan seperti tangan kiri pada hitungan 1 dan 2.

3. Gerakan ayunan satu lengan ke samping bersamaan dengan memindahkan berat badan

– Sikap permulaan berdiri tegak, ayunkan kedua lengan ke samping kanan.
– Hitungan 1: ayunkan lengan kiri ke kiri.
– Hitungan 2: ayunkan lengan kanan ke kiri bersamaan dengan memindahkan berat badan ke kiri dan kedua lutut mengeper.
– Hitungan 3: ayunkan lengan kanan kembali ke kanan.
– Hitungan 4: ayunkan lengan kiri ke kanan bersamaan memindahkan berat badan ke kanan, kedua lutut mengeper.

4. Gerakan ayunan dua lengan ke depan belakang

– Sikap permulaan berdiri, kaki kiri melangkah, kedua lengan lurus ke depan.
– Hitungan 1: ayunkan kedua lengan ke belakang.
– Hitungan 2: ayunkan kembali ke depan.
– Hitungan 3-4, putar kedua lengan melalui bawah di samping badan.
– Hitungan 5,6,7,8: Pembelajaran sama dengan Pembelajaran 1,2,3,4, tetapi arahnya berlawanan.

5. Gerakan ayunan dua lengan silang di depan di badan

– Sikap permulaan tegakkan kaki kiri ke samping kiri, kedua tangan direntangkan.
– Hitungan 1: ayunkan kedua lengan silang di depan badan.
– Hitungan 2: ayunkan kedua lengan kembali.
– Hitungan 3: ayunkan kedua lengan silang di belakang badan.
– Hitungan 4: ayunkan kedua lengan kembali.
– Hitungan 5,6,7,8, diulang gerakan hitungan 1,2,3, dan 4.

6. Variasi gerakan langkah ke depan dan gerakan tangan ke atas

– Sikap permulaan tegak, langkahkan kaki kiri, kedua lengan ke samping.
– Hitungan 1: langkahkan kaki kiri ke depan, ayun kedua lengan lurus ke atas.
– Hitungan 2: pindahkan berat badan ke belakang sambil membungkukkan badan ke depan, ujung tangan ke bawah.
– Hitungan 3, tegak kembali.
– Hitungan 4: kaki kiri dirapatkan dan kedua lengan kembali ke sikap semula.
– Hitungan 5,6,7, dan 8 sama hanya ganti kaki kiri.

Apa Itu Benda Tiga Dimensi? Ini Pengertian, Ciri-Ciri serta Contohnya

Apa Itu Benda Tiga Dimensi? Ini Pengertian, Ciri-Ciri serta Contohnya

Apa itu benda tiga dimensi?

Selain pengertian, artikel ini juga dilengkapi dengan ciri-ciri dan jenisnya.

Benda tiga dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki panjang, lebar dan tinggi serta memiliki volume.

Unsur volume inilah yang menjadi pembeda anara benda dua dimensi dan benda tiga dimensi.

Benda tiga dimensi misalnya benda hias dan benda yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Contoh dari benda tiga dimensi adalah meja, kursi, lemari, vas bunga, gerabah dan benda lainnya.

Ciri-Ciri Benda Tiga Dimensi

Benda tiga dimensi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

– Mempunyai panjang, lebar dan tinggi
– Dapat dinikmati keindahannya dari sudut pandang manapun
– Memiliki volume

Jenis Benda Tiga Dimensi

Dikutip dari Kompas.com, benda tiga dimensi mempunyai beberapa jenis berdasarkan jenis benda yang akan digambar, yaitu:

1. Benda Kubistis

Benda kubistis adalah benda-benda yang berbentuk menyerupai bangunan kubus atau balok.

Contoh: kotak pensil, meja, lemari, kulkas, TV.

2. Benda Silindris

Benda silindris adalah benda-benda yang berbentuk menyerupai silinder (elips).

Contoh: gelas, piring, botol.

3. Benda Bebas

Benda bebas adalah benda-benda yang bentuknya tidak beraturan.

Contoh: buah, pohon, batu dan benda alam lain.

4. Benda Kerucut atau Piramid

Kerucut memiliki bentuk sisi seperti segitiga dengan alas bulat.

Contoh: kubah masjid, terompet.

5. Benda Bulat atau Bola

Bulat adalah bentuk benda dengan sisi melengkung.

Contoh: bola, kelereng, semangka.

Teknik Menggambar Benda Tiga Dimensi

Benda tiga dimensi dapat digambar dengan menirukan obyek dan mengutamakan kemiripan rupa.

Seni rupa tiga dimensi menampakkan ruang dan volume sehingga pembuatannya tidak sembarangan.

Dikutip dari Kompas.com, berikut adalah teknik dalam menggambar bentuk obyek tiga dimensi:

– Linier

Teknik linier biasanya lebih banyak menggunakan media pensil dan pena.

– Blok

Gambar tipe blok adalah gambar yang dalam pemvisualannya berupa blok warna hitam dan putih berupa garis outline.

– Arsir/ Crosshatching

Teknik arsir merupakan perulangan garis baik teratur maupun acak dengan tujuan mengisi bidang gambar yang kosong atau disebut rendering.

– Dusel

Teknik menggambar dengan menggosok hingga menimbulkan kesan gelap terang atau tebal tipis.

Alat yang digunakan adalah pensil, crayon dan konte.

Bisa juga menggosok menggunakan kapas untuk memberi tampilan gradasi.

– Pointilis

Warna kontras yang kuat daripada metode biasa yang memanfaatkan perpaduan pencampuran dari pigmen warna pada palet pada saat melukis.

– Aquarel

Teknik ini menggunakan bahan campiran air di atas kertas, kain atau bidan lain.

Hasilnya berupa gambar yang transparan karena menggunakan sapuan tipis dalam menggores.

Sumber:

Subekti, Ari. 2017. Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Siswa SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Surat An-Nasr Ayat 1-3 dalam Arab dan Latin Lengkap Beserta Arti serta Tafsirnya

Surat An-Nasr Ayat 1-3 dalam Arab dan Latin Lengkap Beserta Arti serta Tafsirnya

Berikut bacaan surat An-Nasr ayat 1-3 dalam arab dan latinnya.

Surat An-Nasr merupakan surah ke 110 dalam Al Quran.

Terdiri dari tiga ayat, An-Nasr termasuk surah Madaniyah karena turun di Kota Madinah.

An-Nasr

اِذَا جَآءَ نَصۡرُ اللّٰهِ وَالۡفَتۡحُۙ

Iza jaa-a nas rullahi walfath

1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,

وَرَاَيۡتَ النَّاسَ يَدۡخُلُوۡنَ فِىۡ دِيۡنِ اللّٰهِ اَفۡوَاجًا

Wa ra-aitan naasa yadkhuluuna fii diinil laahi afwajah

2. dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,

فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَاسۡتَغۡفِرۡهُ‌ ؔؕ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا

Fa sab bih bihamdi rabbika was taghfir, innahu kaana tawwaaba

3. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.

Tafsir Surat An-Nasr

Berikut tafsir surat An-Nasr yang dikutip dari quran.kemenag.go.id:

Dalam ayat-ayat ini, Allah memerintahkan apa yang harus dilakukan Nabi Muhammad pada saat pembebasan Mekah.

Apabila ia telah melihat pertolongan Allah terhadap agama-Nya telah tiba, dengan kekalahan orang-orang musyrik dan kemenangan di pihak Nabi.

Selain itu, melihat pula orang-orang masuk agama Allah beramai-ramai dan berduyun-duyun, bukan perseorangan sebagaimana halnya pada permulaan dakwah.

Orang-orang Arab berkata, “Manakala Muhammad menang atas penduduk Mekah yang mana Allah telah selamatkan mereka dari pasukan bergajah, maka kalian tidak berdaya melawannya.”

Akhirnya mereka masuk Islam berduyun-duyun, berkelompok-kelompok dan satu kelompok 40 orang.

Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara pada Sidang PPKI

Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara pada Sidang PPKI

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 menandai berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, saat itu dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI.

PPPKI yang dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Zyunbi Iinkai, dibentuk pada 7 Agustus 1945, setelah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) dibubarkan.

Dalam buku modul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan terbitan Kemendikbud, dijelaskan semula tiga orang tokoh pendiri negara, yaitu Ir. Soekarno, Mohammad Hatta dan Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat berangkat menemui Jenderal Besar Terauchi, Saiko Sikikan di Saigon.

Dalam pertemuan tersebut, Ir. Soekarno diangkat sebagai Ketua PPKI dan Mohammad Hatta sebagai wakilnya.

Setelah kembali ke Tanah Air, pada tanggal 14 Agustus 1945, Ir. Soekarno mengumumkan bahwa Indonesia akan merdeka secepat mungkin dan bukan merupakan pemberian dari Jepang, melainkan hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri.

Guna mempercepat persiapan Kemerdekaan Indonesia, PPKI yang semula beranggotakan 21 orang termasuk Ketua dan Wakil Ketua, kemudian ditambah menjadi enam orang sehingga anggota seluruhnya menjadi 27 orang.

Setelah Jepang menyerah kepada pihak sekutu tanggal 14 Agustus 1945, kesempatan tersebut digunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang untuk segera menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Dalam sidangnya pada 18 Agustus 1945 yang dipimpin oleh ketuanya, yaitu Ir. Soekarno, PPKI mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau UUD 1945.

Hasil sidang PPKI adalah sebagai berikut.

Menetapkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang disahkan PPKI tersebut, terdiri atas dua bagian, yaitu bagian “Pembukaan” dan bagian “Batang Tubuh” atau pasal-pasal.

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas empat alinea.

Pada alinea ke-4 tercantum rumusan dasar negara Pancasila yang berbunyi sebagai berikut.

Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Ada perbedaan pada rumusan dasar negara Pancasila yang tercantum pada UUD 1945 dengan yang tercantum dalam naskah Piagam Jakarta.

Untuk diketahui, Piagam Jakarta adalah rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mana dirumuskan pada sidang BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945.

Menurut Mohammad Hatta, latar belakang perubahan sila pertama tersebut bermula dari datangnya utusan opsir Kaigun (Angkatan laut Jepang) yang memberitahukan bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik dari wilayah yang dikuasai oleh angkatan laut Jepang, merasa keberatan dengan bagian kalimat rumusan dasar negara dalam naskah Piagam Jakarta.

Kalimat yang dimaksud adalah ”Ketuhanan, dengankewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

Untuk membahas keberatan masyarakat Indonesia bagian Timur tersebut Drs. Mohammad Hatta bersama K.H.A Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. H.Teuku Mohammad Hasan, dan Mr. Kasman Singodimedjo, mengadakan rapat menjelang pembukaan rapat pertama PPKI.

Demi persatuan dan kesatuan nasional, agar bangsa Indonesia tidak terpecah, para tokoh pendiri negara yang bermusyawarah sepakat untuk menghilangkan bagian kalimat tersebut dan menggantikannya dengan rumusan ”Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Laporan Hasil Observasi : Pengertian, Struktur, dan Contoh Teksnya

Laporan Hasil Observasi : Pengertian, Struktur, dan Contoh Teksnya

Para peserta didik pasti pernah mendapatkan tugas membuat teks laporan hasil observasi atau pengamatan.

Sebelum membuat teks laporan hasil observasi, harus melakukan observasi atau pengamatan terlebih dahulu.

Kemudian, hasil observasi atau pengamatan disusun dalam sebuah teks yang disebut teks laporan hasil observasi.

Laporan Hasil Observasi

Teks laporan hasil observasi adalah suatu teks berisi penjabaran atau pemaparan mengenai hasil pengamatan yang telah dilakukan.

Teks laporan hasil observasi harus dibuat dengan struktuk yang jelas.

Adanya struktur yang jelas bertujuan agar teks laporan hasil observasi dapat dipahami dengan baik.

Dikutip dari sampoernauniversity.ac.id, isi teks laporan hasil observasi pada dasarnya berisi tentang berbagai informasi yang bermanfaat untuk bidang pengetahuan.

Ciri-ciri teks laporan hasil observasi di antaranya bersifat universal, objek yang diamati bersifat tunggal, isi berdasarkan fakta, ditulis secara lengkap, bukan opini pribadi.

Struktur Teks Laporan Hasil Observasi

Dikutip dari buku Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X K-13, teks laporan hasil observasi disusun dengan struktur berikut:

1. Pernyataan umum atau klasiikasi

Pernyataan umum berisi pembuka atau pengantar hal yang akan disampaikan.

Bagian ini berisi hal umum tentang objek yang akan dikaji, menjelaskan secara garis besar pemahaman tentang hal tersebut.

2. Deskripsi Bagian

Deskripsi bagian berisi uraian detail mengenai objek atau bagian-bagiannya.

3. Deskripsi Manfaat

Deskripsi manfaat menunjukkan bahwa setiap objek yang diamati memiliki manfaat atau fungsi dalam kehidupan.

Adapun kaidah-kaidah kebahasaan yang meski diperhatikan dalam membuat teks laporan hasil observasi, di antaranya:

1. Penggunaan kata/ frasa nomina
2. Pembentukan nomina dan verba turunan dengan aiksasi
3. Penggunaan kalimat deinisi dan kalimat deskripisi
4. Kalimat simpleks dan kompleks

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi

Dikutip dari Gramedia.com, berikut contoh teks laporan hasil observasi.

Judul: Biota Laut

Pernyataan Umum:

Biota laut adalah seluruh makhluk hidup yang berkembang biak di laut. Di perairan Indonesia biota laut yang ada merupakan salah satu kekayaan yang melimpah. Biota laut di antaranya ikan, terumbu karang, tumbuhan laut yang menjadi bagian dari ekosistem laut.

Deskripsi Bagian :

Taman Nasional Bunaken terdapat terumbu karang yang sangat banyak jenisnya. Terumbu karang ini hidup di pantai atau daerah yang terkena cahaya matahari. Terumbu karang hidup di perairan yang berada kurang lebih lima puluh meter di bawah permukaan laut dengan suhu tertentu, serta di air jernih yang tidak terkena polusi. Selain terumbu karang, Taman Nasional Bunaken juga terdapat beragam jenis ikan seperti ikan kuda gusumi, oci putih, lolosi ekor kuning, dan goropa.

Selain terumbu karang dan ikan, laut Indonesia juga memiliki tumbuhan laut. Di pulau Pari, Kepulauan Seribu didbudidayakan rumput laut dan penanaman bakau. Rumput laut di sini sangat beragam bentuknya, ada yang bulat seperti tabung, pipih dan gepeng, ada yang bulat seperti kantong, dan ada juga yang terurai seperti rambut. Semua dapat hidup karena perawatannya dipantau secara berkala untuk melihat perkembangannya.

Deskripsi Manfaat :

Bagi kehidupan manusia, ketiga biota laut tersebut sangat bermanfaat. Ikan dan rumput laut bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung gizi. Terumbu karang juga berguna bagi ekologi dan ekonomi. Selain itu, biota laut Indonesia juga bermanfaat bagi perkembangan pariwisata. Seperti di Raja Ampat Papua, Pulau Wangi-Wangi di Sulawesi Tenggara, dan Bunaken di Manado.

Jenis Manusia Purba dan Ciri-cirinya : Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus, dan Homo Sapiens

Jenis Manusia Purba dan Ciri-cirinya : Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus, dan Homo Sapiens

Berikut ini penelitian manusia purba di Indonesia serta jenis manusia purba dan ciri-cirinya, mulai dari Meganthropus Paleojavanicus hingga Homo Sapiens.

Kehidupan manusia purba di Indonesia diketahui melalui peninggalan fosil tulang-belulang mereka.

Fosil-fosil tersebut meliputi tengkorak, badan, dan kaki.

Berdasarkan temuan-temuan fosil manusia tersebut, para arkeolog membedakan jenis manusia purba di Indonesia (sejauh yang ada sekarang) ke dalam beberapa jenis.

Jenis-jenis manusia purba dan ciri-cirinya.

Dikutip dari Buku Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia kelas X tahun 2020 yang disusun oleh Mariana, M.Pd, berikut jenis-jenis manusia purba dan ciri-cirinya.

1. Meganthropus paleojavanicus

Meganthropus paleojavanicus (manusia besar tertua dari Jawa) adalah jenis manusia purba yang paling tua (primitif) yang pernah ditemukan di Indonesia (Jawa).

Fosil Meganthropus paleojavanicus pertama kali ditemukan oleh arkeolog, von Koenigswald dan Weidenreich antara tahun 1936-1941 di situs Sangiran pada formasi Pucangan.

Fosil yang ditemukan antara lain berupa: fragmen tulang rahang atas dan bawah serta sejumlah gigi lepas.

Hingga saat ini, Meganthropus dikategorikan sebagai jenis manusia purba yang terpisah (berbeda) dari Homo erectus.

Ciri-ciri Meganthropus paleojavanicus

Berdasarkan hasil penemuan fosil-fosilnya, para ahli menyimpulkan bahwa Meganthropus paleojavanicus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Hidup pada masa Pleistosen awal
• Memiliki rahang bawah yang sangat tegap dan geraham yang besar
• Memiliki bentuk gigi yang homonim
• Memiliki otot-otot kunyah yang kuat
• Bentuk mukanya masif dengan tulang pipi yang tebal, tonjolan kening yang mencolok dan tonjolan belakang kepala yang tajam serta tidak memiliki dagu.
• Memakan jenis tumbuh-tumbuhan

Ciri-ciri Pithecanthropus

2. Pithecanthropus

Pithecanthropus (manusia kera) adalah jenis manusia purba yang fosil-fosilnya paling banyak ditemukan di Indonesia.

Fosil Pithecanthropus pertama kali ditemukan oleh arkeolog dari Belanda, Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil, Ngawi berupa atap tengkorak dan tulang paha.

Berdasarkan temuannya tersebut Dubois menamainya dengan Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berdiri tegak).

Disamping Pithecanthropus erectus jenis Pithecanthropus lainnya yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus robustus (manusia kera yang besar), dan Pithecanthropus mojokertensis (manusia kera dari Mojokerta).

Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, Pithecanthropus memiliki ciri berikut:

• Pithecanthropus hidup pada masa Pleistosen awal dan tengah (1 juta hingga 1,5 juta tahun silam)
• Tinggi badan sekitar 168 – 180 cm dengan berat badan rata-rata 80 – 100 kg
• Berjalan tegak
• Volume otaknya sekitar 775 cc – 975 cc
• Batang tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan otot yang sangat nyata
• Bentuk tubuh dan anggota badan tegap
• Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat
• Bentuk geraham besar dengan rahang yang sangat kuat
• Bentuk kening yang menonjol sangat tebal
• Bentuk hidung tebal
• Tidak memiliki dagu
• Bagian belakang kepala tampak menonjol

3. Homo Sapiens

Diantara fosil yang berhasil ditemukan di Indonesia adalah jenis Soloensis (dari Solo) dan Wajakensis (dari Wajak, Mojokerto).

Secara umum Homo Sapiens memiliki ciri yang lebih progresif dibanding Pithecantropus.

Ciri-ciri Homo Sapiens

Secara khusus Homo Sapiens memiliki ciri-ciri berikut:

a. Volume otak bervariasi antara 1000 – 1450 cc
b. Otak besar dan otak kecil sudah berkembang (terutama pada bagian kulit otaknya)
c. Tinggi badan sekitar 130 – 210 cm dengan berat badan rata-rata 30 – 150 kg.
d. Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi
e. Otot tengkuk mengalami penyusutan
f. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
g. Berjalan dan berdiri tegak
h. sudah lebih sempurna

Penelitian Manusia Purba di Indonesia

1. Eugena Dobois

Eugena Dobois adalah orang yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung.

• Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju)
• Fosil lain yang ditemukan adalah :

Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia, Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi, tahun 1891.

2. Gustav Heinrich Ralph

Hasil penemuan dari Gustav Heinrich Ralph adalah : Fosil tengkorak di Ngandong, Blora.

Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, Mojokerto.

Tahun 1937 – 1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.

Penemuan lain tentang manusia Purba :

Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).

3. Teuku Jacob

Setelah Indonesia merdeka, penelitian tentang manusia purba dilanjutkan oleh para ahli dari Indonesia, diantaranya adalah Prof. Dr. Teuku Jacob.

Prof. Dr. Teuku Jacob mengadakan penelitian di desa Sangiran lagi, di sepanjang Sungai Bengawan Solo.

Penelitian ini berhasil menemukan tiga belas fosil.

Fosil terakhir ditemukan pada tahun 1973 di desa Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah

Perubahan Wujud Benda : Mencair, Membeku, Menguap, Mengembun, Menyublim, dan Mengkristal

Perubahan Wujud Benda : Mencair, Membeku, Menguap, Mengembun, Menyublim, dan Mengkristal

Berikut perubahan wujud benda menjadi mencair, membeku, menguap, mengembun, menyublim, dan mengkristal.

Ada beberapa wujud benda, yaitu padat, cair, dan gas.

Benda-benda tersebut dapat berubah wujud menjadi bentuk lain.

Fakator-faktor perubahan wujud diantaranya bisa karena suhu panas, dingin ataupun suhu normal di udara.

Istilah perubahan wujud pada benda antara lain mencair, membeku, menguap, mengembun, menyublim, dan mengkristal.

Berikut ulasan selengkapnya mengenai perubahan wujud benda, dikutip dari Buku Siswa Edisi Revisi 2018 Kelas 3 Tema 3 Benda di Sekitarku:

1. Mencair

Mencair adalah perubahan wujud dari padat menjadi cair.

Mencair disebut juga meleleh atau melebur.

Pada meleleh perubahan juga menjadi cair namun dalam waktu yang perlahan lahan dan tidak encer.

Beberapa contoh benda yang dapat mencair adalah es krim atau es dan cokelat.

Es krim atau es dan cokelat dapat meleleh apabila terkena panas.

Es mencair jika suhunya mencapai 0 derajat Celcius.

Selain itu, besi dapat dicairkan jika dipanaskan sampai suhu 600 derajat Celcius.

Setiap benda mulai mencair pada suhu yang berbeda-beda.

Suhu di mana benda mulai mencair disebut titik leleh.

2. Membeku

Membeku merupakan perubahan wujud dari cair menjadi padat.

Membeku ini terjadi berkebalikan dari mencair.

Jika es mencair dari wujud padat menjadi cair, maka membeku terjadi saat wujud cair menjadi padat.

Hal ini terjadi pada air yang berubah menjadi es batu di kulkas.

3. Menguap

Menguap merupakan peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas.

Peristiwa ini disebabkan oleh pemanasan.

Contoh peristiwa menguap adalah baju basah yang dijemur lama kelamaan mengering.

Air dalam baju menguap karena terkena panas matahari.

Matahari membantu proses penguapan yang terjadi di muka bumi.

Jika tidak dengan bantuan sinar matahari, baju yang dijemur sulit mengering.

Matahari mempunyai peran yang penting bagi kehidupan manusia di bumi.

Contoh lainnya ada pada ikan asin.

Ikan asin merupakan contoh makanan yang diproses melalui pengeringan.

Dalam pengeringan, ikan dijemur di bawah terik matahari.

Hal ini bertujuan agar kandungan airnya menguap.

Ikan pun menjadi kering.

4. Mengembun

Mengembun adalah perubahan wujud suatu benda dari gas menjadi cair.

Peristiwa mengembun dapat terjadi karena adanya penurunan suhu atau pelepasan panas yang dialami benda tersebut.

Contoh sederhana dari peristiwa mengembun dalam kehidupan sehari-hari diantaranya ketika memasukkan pecahan-pecahan es batu ke dalam gelas.

Sisi luar gelas yang awalnya kering, beberapa saat kemudian sisi luar gelas terdapat bintik-bintik air.

Mengembun juga bisa terjadi pada kaca mobil.

Pada saat cuaca cerah, kaca jendela mobil bagian dalam kering.

Ketika hujan turun, kaca mobil bagian dalam menjadi buram.

Apabila menempelkan telapak tangan pada kaca, telapak tangan menjadi basah.

Udara di sekitar banyak mengandung uap air.

Ketika uap air bersentuhan dengan benda-benda yang lebih dingin (suhunya rendah), maka berubah menjadi bintik-bintik air.

Jadi, tetes-tetes air di sisi luar gelas bukan berasal dari dalam gelas.

Namun, tetes-tetes air berasal dari uap air di sekitarnya.

5. Menyublim

Menyublim adalah perubahan wujud suatu benda dari padat menjadi gas.

Peristiwa menyublim terjadi karena adanya peningkatan suhu yang dialami benda tersebut.

Contoh menyublim bisa dilihat pada perubahan wujud kapur barus.

Perubahan wujud dari padat menjadi gas pada kapur barus disebut menyublim.

Peristiwa menyublim mengakibatkan kapur barus mengecil dan habis.

Kapur barus digunakan untuk menghilangkan bau yang tidak sedap.

Biasanya diletakkan di lemari di sela-sela pakaian atau di kamar mandi.

Kapur barus lama-kelamaan mengecil dan habis.

Hal ini terjadi karena terjadi perubahan wujud pada kapur barus.

Ketika kapur barus berubah wujud menjadi gas, tercium bau wangi di udara.

6. Mengkristal

Perubahan wujud benda dari gas menjadi padat disebut menghablur atau mengkristal.

Peristiwa mengkristal dapat terjadi karena adanya penurunan suhu atau pelepasan panas yang dialami benda tersebut.

Jika tinggal di negara 4 musim, maka akan melihat embun beku di pagi hari pada musim dingin.

Embun beku tersebut seperti kristal es yang menempel pada tanaman.

Hal ini terjadi karena uap air di udara yang berwujud gas berubah menjadi padat.

4 Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945 dan Penerapannya dalam Kehidupan Masyarakat

4 Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945 dan Penerapannya dalam Kehidupan Masyarakat

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang diciptakan dan dijelmakan dalam Undang-Undang Dasar, yaitu dalam pasal-pasalnya.

Ada 4 (empat) pokok pikiran yang sifat dan maknanya sangat dalam.

Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari Undang-undang Dasar Indonesia.

Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum (Rechtsidee) yang menguasai hukum dasar Negara, baik hukum yang tertulis (Undang-undang Dasar), maupun hukum yang tidak tertulis.

Undang-undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam pasal-pasalnya.

1. Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran persatuan, identik dengan Sila ke-3 dari Pancasila, Persatuan Indonesia.

Contoh Penerapan Pokok Pikiran I Pembukaan UUD 1945:

– Menjaga persatuan
– Mencegah perpecahan
– Rela berkorban untuk kepentingan negara
– Memelihara ketertiban dunia
– Meningkatkan rasa kebanggaan dan bertanah air Indonesia

2. Pokok pikiran kedua menyatakan bahwa Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran persatuan, identik dengan sila ke-5 Pancasila, Keadilan sosial.

Contoh Penerapan Pokok Pikiran II Pembukaan UUD 1945:

– Bersikap adil
– Menolong orang lain
– Bekerja keras dan tidak pernah putus asa
– Menghargai hasil karya orang lain
– Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban pribadi orang lain

3. Pokok pikiran ketiga yang terkandung dalam “Pembukaan” ialah Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.

Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran persatuan, identik dengan Sila ke-4, kedaulatan rakyat.

Contoh Penerapan Pokok Pikiran III Pembukaan UUD 1945:

– Tidak memaksakan kehendak orang lain
– Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan bersama
– Menghargai hasil keputusan
– Setiap manusia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama
– Diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi

4. Pokok pikiran keempat yang terkandung dalam “Pembukaan” ialah Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran persatuan, identik dengan sila ke-1 dan ke-2 dari Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Contoh Penerapan Pokok Pikiran IV Pembukaan UUD 1945:

– Menghormati pemeluk agama lain
– Tidak menganggap agama sendiri paling baik
– Menjaga kerukunan umat beragama
– Menghargai kebebasan beragama
– Tidak boleh memaksakan kepercayaan orang lain
– Tidak memaksakan suatu agama
– Menjaga makhluk ciptaan Tuhan
– Memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
– Saling mencintai sesama manusia
– Tidak saling menjatuhkan dan merendahkan
– Mempunyai sikap tenggang rasa
– Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

Sumber: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Paket B Setara SMP/MTs Kelas IX