Surat Al-Hasyr ayat 21-24, Ayat Al-Quran tentang Nama-nama Terbaik Allah atau Asmaul Husna

Surat Al-Hasyr ayat 21-24, Ayat Al-Quran tentang Nama-nama Terbaik Allah atau Asmaul Husna

Surat Al-Hasyr ayat 21-24 merupakan salah satu surat dalam al-Quran yang cukup sering dibaca saat sholat berjamaah.

Empat ayat terakhir dalam Al Hasyr ini banyak disebutkan nama-nama terbaik Allah SWT atau Asmaul Husna.

Surat ini terdiri atas 24 ayat dan termasuk dalam Juz ke-28 dalam Al Quran.

Secara penomoran, Surat Al-Hasyr adalah surah ke-59 dalam Al Quran.

Adapun golongan surat Al-Hasyr adalah tergolong surah Madaniyah.

Dinamakan Al Hasyr yang berarti pengusiran diambil dari perkataan Al Hasyr yang terdapat pada ayat ke-2 surat ini.

Berikut bacaan Surat Al Hasyr ayat 21-24

لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗوَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ – ٢١

21. Lau anzalnā hāżal-qur`āna ‘alā jabalil lara`aitahụ khāsyi’am mutaṣaddi’am min khasy-yatillāh, wa tilkal-amṡālu naḍribuhā lin-nāsi la’allahum yatafakkarụn

Artinya: Sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.

هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِۚ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ – ٢٢

22. Huwallāhullażī lā ilāha illā huw, ‘ālimul-gaibi wasy-syahādah, huwar-raḥmānur-raḥīm

Artinya: Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ – ٢٣

23. Huwallāhullażī lā ilāha illā huw, al-malikul-quddụsus-salāmul-mu`minul-muhaiminul-‘azīzul-jabbārul-mutakabbir, sub-ḥānallāhi ‘ammā yusyrikụn

Artinya: Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ – ٢٤

24. Huwallāhul-khāliqul-bāri`ul-muṣawwiru lahul-asmā`ul-ḥusnā, yusabbiḥu lahụ mā fis-samāwāti wal-arḍ, wa huwal-‘azīzul-ḥakīm

Artinya: Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.

Baca juga: Bacaan Surat Al Luqman Ayat 12-19, Berisi tentang Nasihat Bersyukur hingga Berbakti Kepada Orang Tua

Tafsir Kemenag

Berikut tafsir Surat Al-Hasyr ayat 21-24, dilansir situs quran.kemenag.go.id.

Ayat 21

Ayat ini merupakan suatu peringatan kepada manusia yang tidak mau menggunakan akal, pikiran, dan perasaan yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka.

Mereka lebih banyak terpengaruh oleh hawa nafsu dan kesenangan hidup di dunia, sehingga hal itu menutup akal dan pikiran mereka.

Karena takut kehilangan pengaruh dan kedudukan, maka mereka tidak akan mau mengikuti kebenaran.

Betapa tingginya nilai Al-Qur’an, sehingga tidak semua makhluk Allah dapat memahami dengan baik maksud dan tujuannya.

Untuk memahaminya harus memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain: ilmu yang memadai, menggunakan akal pikiran, membersihkan hati nuraninya, dan niat yang setulus-tulusnya.

Keadaan sebagian manusia diterangkan dalam firman Allah: Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras.

Padahal dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar daripadanya. Ada pula yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah.

Kemudian diterangkan bahwa perumpamaan-perumpamaan yang terdapat dalam Al-Qur’an itu harus menjadi pelajaran bagi orang yang mau mempergunakan akal, pikiran, dan perasaannya.

Dengan demikian, mereka dapat melaksanakan petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya.

Ayat 22

Allah yang menurunkan Al-Qur’an dan menetapkannya sebagai petunjuk bagi manusia, adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia.

Hanya Allah yang berhak disembah, tidak ada yang lain. Segala penyembahan terhadap selain Allah, seperti pohon, batu, patung, matahari, dan sebagainya, adalah perbuatan sesat.

Ayat 23

Allah memiliki segala sesuatu yang ada, dan mengurus segalanya menurut yang dikehendaki-Nya.

Di ayat ini juga disebutkan nama-nama baik Allah atau asmaul husna.

Yang Mahasejahtera, Yang Maha Memelihara keamanan, keseimbangan, dan kelangsungan hidup seluruh makhluk-Nya, Mahaperkasa tidak menganiaya makhluk-Nya, tetapi tuntutan-Nya sangat keras. Dia Mahabesar dan Mahasuci dari segala apa yang dipersekutukan dengan-Nya.

Ayat 24

Allah Pencipta seluruh makhluk-Nya. Dia yang mengadakan seluruh makhluk dari tidak ada kepada ada. Yang membentuk makhluk sesuai dengan tugas dan sifatnya masing-masing.

Dia mempunyai sifat-sifat yang indah, nama yang agung yang tidak dipunyai oleh makhluk lain, selain dari Dia.

Kepada-Nya bertasbih dan memuji segala yang ada di langit dan di bumi.

Sebenarnya yang penting dalam berdoa adalah keikhlasan hati, kekhusyukan dan ketundukan kepada Allah.

Dengan membaca ayat-ayat itu, diharapkan ketiganya muncul, sehingga doa itu diterima Allah.

Zaman Batu : Periodisasi Zaman Batu, Lengkap Beserta Hasil Kebudayaannya

Zaman Batu : Periodisasi Zaman Batu, Lengkap Beserta Hasil Kebudayaannya

Berikut ini penjelasan mengenai zaman batu, lengkap beserta periodisasi zaman batu dan hasil kebudayaannya.

Sejarawan Indonesia, R Soekmono, membagi zaman prasejarah Indonesia ke dalam 2 zaman, yaitu zaman batu dan zaman logam.

Zaman Batu merupakan zaman prasejarah yang luas, ketika manusia menciptakan alat dari batu.

Selain itu, zaman batu juga bisa disebut sebagai zaman sebelum manusia mengenal logam, sehingga menggunakan batu sebagai bahan utama untuk membuat peralatan.

Zaman Batu dapat diperiodisasi menjadi empat zaman, yakni zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum.

Simak penjelasan masing-masing tentang zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum, dikutip dari gramedia.com:

1. Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua)

Zaman Paleolitikum berlangsung pada 50.000-10.000 SM.

Disebut sebagai zaman batu tua, karena pada saat itu manusia menggunakan alat-alat batu yang masih dibuat secara kasar dan sederhana.

Pada zaman ini manusia hidup secara nomaden atau berpindah-pindah dalam kelompok kecil (10-15 orang) untuk mencari makanan.

Mereka hanya mengenal berburu (hewan) serta mengumpulkan makanan (buah dan umbi-umbian), dan belum mulai memasak atau bercocok tanam.

Mereka berlindung dari alam dan hewan buas dengan tinggal di dalam gua.

Namun pada zaman ini, manusia purba sudah mengenal api.

Berdasarkan penemuan fosil, jenis manusia purba yang hidup di zaman paleolitikum, antara lain:

– Pithecanthropus Erectus
– Meganthropus paleojavanicus
– Homo Erectus
– Homo Soliensis
– Homo Wajakensis
– Homo Floresiensis

Adapun hasil kebudayaan zaman Paleolitikum, yakni:

– Kebudayaan Pacitan

Alat yang ditemukan berupa kapak genggam (chopper) dan alat serpih yang masih kasar, yakni alat penetak/pemotong, serupa kapak tapi tidak bertangkai, diperkirakan merupakan hasil kebudayaan manusia jenis Meganthropus.

Selain di Pacitan, alat-alat tersebut juga banyak ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Utara).

Kemudian, kapak perimbas (ditemukan juga di Gombong, Sukabumi, Lahat), untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata, diperkirakan merupakan hasil kebudayaan manusia Pithecanthropus.

– Kebudayaan Ngandong

Alat hasil kebudayaan Ngandong ditemukan di daerah Ngandong, Ngawi, Jawa Timur.

Alat yang ditemukan berupa peralatan yang terbuat dari tulang binatang (alat penusuk/belati, ujung tombak bergerigi, mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah, menangkap ikan).

Selain itu, Flakes (alat kecil dari batu Chalcedon, untuk mengupas makanan, berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan).

Sejumlah batu yang diperkirakan merupakan peninggalan jaman pra-sejarah Paleolitikum (zaman batu) ditemukan di kawasan pegunungan Lumbung, Desa Sirau, Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga, Jawa Tengah.
Sejumlah batu yang diperkirakan merupakan peninggalan jaman pra-sejarah Paleolitikum (zaman batu) ditemukan di kawasan pegunungan Lumbung, Desa Sirau, Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga, Jawa Tengah. (Tribun Jateng/istimewa)
2. Zaman Mesolitikum (Zaman Batu Tengah)

Zaman Mesolitikum merupakan peralihan zaman paleolitikum dan neolitikum.

Manusia pendukungnya yaitu bangsa Papua-Melanosoid.

Manusia mulai hidup semi menetap di gua-gua yang disebut Abris Sous Roche.

Pada zaman ini, laki-laki berburu dan perempuan tinggal di gua untuk menjaga anak dan memasak.

Adapun hasil kebudayaan zaman Mesolitikum, yaitu:

– Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger ini berasal dari bahasa Denmark, kjokken yang berarti “dapur” dan modding berarti “sampah”.

Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera.

Penemuan hasil budaya dari kjokkenmoddinger adalah peeble, kapak genggam, kapak pendek, dan pipisan.

– Abris Sous Roche

Manusia pada zaman tinggal di gua-gua pada tebing pantai yang dinamakan Abris Sous Roche.

Hasil budaya yang ditemukan dari gua-gua tersebut yaitu peralatan dari batu yang telah diasah serta peralatan dari tulang dan tanduk (banyak ditemukan di gua Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur, karena itu disebut sebagai Sampung Bone Culture).

Abris Sous Roche juga banyak ditemukan di Besuki, Bojonegoro, dan Sulawesi Selatan.

Hasil budaya lainnya yakni lukisan gua berupa cap tangan yang diyakini sebagai bagian dari ritual agama, dianggap memiliki kekuatan magis.

Cap jari tangan warna merah diperkirakan sebagai simbol kekuatan dan perlindungan dari roh-roh jahat.

Sementara cap tangan yang jarinya tidak lengkap diperkirakan merupakan ungkapan duka atau berkabung.

3. Zaman Neolitikum (Zaman Batu Baru/ Batu Muda)

Kehidupan pada zaman ini sudah mulai menetap, tidak berpindah-pindah.

Jenis manusia yang hidup pada pada zaman ini yaitu Homo Sapiens ras Mongoloide dan Austromelanosoide.

Mereka sudah mengenal bercocok tanam, namun masih melakukan perburuan.

Selain itu, mereka juga sudah dapat menghasilkan bahan makanan sendiri (food producing).

Adapun hasil kebudayaan zaman Neolitikum, yaitu:

– Kapak Lonjong (alat dari batu yang diasah berbentuk lonjong seperti bulat telur).
– Kapak Persegi (berbentuk persegi panjang atau trapesium, mirip dengan cangkul, digunakan untuk kegiatan persawahan).
– Mata panah dan mata tombak (terbuat dari batu yang diasah seara halus untuk kepentingan berburu).
– Perhiasan seperti gelang-gelang dari batu indah
– Alat pemukul kulit kayu
– Pakaian dari kulit kayu
– Tembikar (periuk belanga)

4. Zaman Megalitikum (Zaman Batu Besar)

Manusia pendukung pada zaman ini didominasi oleh Homo Sapiens.

Pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan, menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar.

Mereka telah membuat berbagai macam bangunan batu untuk kepentingan upacara keagamaan dan mengubur jenazah.

Menurut Von Heine Geldren, kebudayaan megalitikum menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang.

Pertama adalah Megalitikum Tua (2500-1500 SM) yang menyebar ke Indonesia pada zaman neolitikum dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu).

Sedangakan masa Megalitikum Muda (1000-10 SM), menyebar pada zaman perunggu dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu).

Adapun hasil kebudayaan zaman Megalitikum, yaitu:

– Menhir (tiang atau tugu batu untuk pemujaan dan peringatan akan roh nenek moyang).
– Punden berundak (bangunan yang tersusun bertingkat, berfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang).
– Dolmen (meja batu tempat meletakkan sesaji untuk persembahan pada roh nenek moyang).
– Sarkofagus (peti kubur batu yang terdiri dari wadah dan tutup, pada ujung-ujungnya terdapat tonjolan).
– Kubur batu (peti mati yang dibentuk dari 6 papan batu).
– Waruga (kubur batu khas Minahasa, kebanyakan berupa kotak batu dengan tutup berbentuk segitiga mirip bangunan rumah sederhana).
– Arca batu (patung-patung dari batu berbentuk binatang atau manusia).

Cara Membuat Daftar Pustaka dari Sumber Buku, Jurnal hingga Artikel Web, Dilengkapi Contohnya

Cara Membuat Daftar Pustaka dari Sumber Buku, Jurnal hingga Artikel Web, Dilengkapi Contohnya

Berikut ini cara membuat daftar pustaka yang bersumber dari buku, jurnal hingga artikel website.

Daftar pustaka merupakan daftar buku atau tulisan ilmiah yang menjadi rujukan dalam melakukan penelitian.

Daftar pustaka juga menjadi hal penting yang perlu ditulis dalam suatu laporan atau proposal tugas akhir ketika berada di jenjang perkuliahan.

Dalam penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku, ditulis dengan urutan Nama Penulis, Tahun, Judul Buku, Kota Penerbit, Penerbit.

Kemudian, penyusunannya, nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.

Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi.

Daftar Pustaka.

Berikut ini panduan penulisan daftar pusaka dan kutipan, dilansir bpmtv.kemdikbud.go.id:

1. Pustaka acuan terdiri dari 80% acuan primer, 20% acuan sekunder.

Artikel hasil penelitian minimal 18 acuan, sedangkan artikel kajian minimal 25 acuan.

Acuan primer berupa hasil penelitian (skripsi, tesis,desertasi), publikasi ilmiah dalam jurnal atau prosiding, perundangundangan untuk artikel kebijakan 80% di antaranya terbitan sepuluh tahun terakhir.

Website tidak resmi, opini di media massa tidak dapat dijadikan acuan.

2. Kutipan dilakukan menggunakan tanda kurung (nama belakang dan tahun publikasi).

Ketika sumber dikutip kata demi kata, nomor halaman disertakan (Smaldino, 2011: 78 atau 78-89).

Baca: Cara Mengubah File PDF ke Word secara Offline dan Online, Bisa dari Aplikasi Adobe Acrobat Reader DC

3. Bukti akan dikirim ke penulis untuk koreksi, dan harus dikembalikan (upload) pada open journal system laman: http://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id dengan batas waktu yang diberikan.

4. Kutipan dan rujukan mengikuti Harvard style dan harus dimasukkan di dalam bagian akhir artikel, berikut ini contohnya:

− Rujukan berbentuk buku

Misalnya:

Branch, Robert Maribe. 2009. Instructional Dessign: The ADDI Approach. New York: Springer Publications.

− Buku dengan dua penulis atau lebih

Misal:

Palmer, G.R. & Short, S.D. 2010, Health care and public policy: an Australian analisis, 4th edn, Palgrave Macmillan, South Yarra,
Vic.

− Buku kumpulan tulisan dengan editor

Misal:

Burton, J.K. and Merrill, P.F, 1977, “Need asssesment: Goals needs, and priorities”, In Leslie J. Briggs (ed), Instructional design: Principle and application, 24-46, New Jersey: Educational Technology.

Daftar Pustaka.
Contoh Daftar Pustaka. (Tangkap layar bpmtv.kemdikbud.go.id)
− Buku terjemahan

Misal:

Smaldino, E. Sharon, 2011, Instrutional technology and media for learning (9th), trans A. Rahman, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, diterbitkan April 2014.

− Rujukan dari jurnal

Misal:

Dwiningsih, K. and Rahma, P.T., 2018. Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Menggunakan Media Laboratorium Virtual Berdasarkan Paradigma Pembelajaran di Era Global. Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan, 6(2), 156. DOI: http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v6n2.p156–176

Ulum, Omer Gokhan. 2015. “A Needs Analysis Study for Preparatory Class ELT Students”. European Journal of English Language Teaching, Vol. 1, Issue 1, pp. 14-29.

− Rujukan dengan penulis yang sama dan tahun yang sama

Misal:

Fullan, M. 1996a, “Leaderhip for change” in international handbook for educational leaderhip and administration, Kluwer Academic Publisher, New York, NY.

Fullan, M. 1996b. The new meaning of educational change, Cassell, London.

Baca: Cara Membuat Daftar Isi di Microsoft Word, Bisa Otomatis Menyesuaikan jika Halaman Bergeser

− Buku dengan editor

Misal:

Zairi, M. (ed) 1999, Best practice: process innovation management, Butterworth-Heinemann, Oxford.

− Rujukan tesis, desertasi

Misal:

Purnomo, Edi. 2007. Pengembangan media video pembelajaran untuk siswa sekolah dasar luar biasa tuna rungu. Tesis magister pendidikan. Surabaya: Universitas PGRI Adibuana.

− Rujukan tesis, desertasi dalam laman web

Misal:

Sanusy, Rukan. 2014. Hubungan antara Minat Siswa dalam Menonton Film Berbahasa Inggris dan Prestasi Belajar Siswa dalam Speaking Kelas 2 SMPN 1 Gandusari Trenggalek. Tesis, IAIN Tulungagung, diunduh 19 April 2018. http://repo.iain-tulungagung.ac.id/478. 3

− Rujukan buku dan/peraturan tanpa pengarang

Misal:

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdikbud, 2017, Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran muatan nasional, muatan kewilayahan, dasar program keahlian, dan kompetensi keahlian, Jakarta: Kemdikbud. diunduh 20 Juni 2018, http://psmk.kemdikbud.go.id/kikd2017.

− Rujukan artikel web

Misal:

Hidayat, Feriawan. 2016. Soal Kemampuan Berbahasa Inggris, Indonesia Dinilai Masih Tertinggal. diunduh 2 Maret 2018 http://www.beritasatu.com/pendidikan/403858.

*) Apabila tidak cukup dalam satu baris, maka baris kedua penulisannya agak condong ke kanan.

Apa Itu Qada dan Qadar? Berikut Penjelasan, Contoh dan Hikmah Beriman Kepada Qada dan Qadar

Apa Itu Qada dan Qadar? Berikut Penjelasan, Contoh dan Hikmah Beriman Kepada Qada dan Qadar

Simak pengertian Qada dan Qadar yang dilengkapi contoh dan hikmah beriman kepadanya dalam artikel ini.

Menurut KBBI, qada adalah peraturan, hukum, ketentuan yang berasal dari Allah.

Sementara qadar (KBBI: kadar) adalah ketentuan Tuhan atau takdir.

Qada dan qadar merupakan rukun iman keenam.

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VI karangan Hindun Anwar dan Feisal Ghozaly, qada dan qadar tidak dapat diubah dan tidak dapat ditunda atau dimundurkan.

Qada adalah keputusan atau ketetapan terhadap suatu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT bagi makhluk-Nya.

Dalam QS al-Hadid/57:22, Allah SWT menjelaskan,

Artinya: “Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfµz) sebelum Kami mewujudkannya.

Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.” (QS Al-Hadid/57:22).

Jadi, bencana apa pun yang terjadi di atas bumi ini tidak ada yang tahu.

Begitu juga kita tidak tahu kapan meninggal dunia atau kapan dunia ini kiamat.

Qadar atau takdir adalah segala ketentuan Allah SWT yang telah berlaku terhadap semua makhluk-Nya.

Namun, qadar dapat diubah dengan usaha manusia atau ikhtiar.

Ikhtiar artinya usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya.

Sesuatu itu terjadi atau tidak terjadi pasti ada sebabnya.

Kita bekerja keras sehingga berhasil dan sukses.

Keberhasilan usaha bergantung pada gigih atau tidaknya usaha kita.

Untuk mencapai keberhasilan, diperlukan kehati-hatian pada banyak faktor.

Misalnya, Allah SWT memberikan modal kecerdasan kepada kita.

Hendaknya modal itu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kebaikan diri sendiri mengejar cita-cita.

Kesuksesan tidak datang sendiri, tetapi diusahakan dengan sungguh-sungguh. Artinya, kita ingin menjadi anak pintar harus ikhtiar atau belajar dengan giat.

Seperti firman Allah Swt. di dalam Q.S. ar-Ra’d/13:11 berikut.

Artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya.

Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.

Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

Setiap manusia wajib berusaha agar dapat mengubah nasibnya.

Tidak boleh menyerah pada kesulitan-kesulitan sebelum berusaha.

Segala sesuatu yang kita peroleh tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus diusahakan.

Baca juga: Apa Itu Suhu? Berikut Pengertian, Alat Ukur Suhu hingga Perbedaan Suhu dan Kalor

Contoh Qada

Sesuatu kejadian yang tidak dapat diubah atau tidak dapat ditunda merupakan contoh qada.

Adapan contoh-contoh qada di antaranya:

1. Matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat.

2. Kematian pasti datang.

3. Bumi serta planet-planet lainnya berputar sesuai porosnya.

Contoh Qadar

Berikut contoh-contoh qadar.

1. Menjadi pintar dan menjadi juara kelas karena belajar dan berdoa.

2. Menjadi juara lomba pidato atau juara lomba cerdas cermat karena gigih berlatih.

3. Menjadi anak yang disenangi dalam pergaulan karena ramah dan suka menyapa kepada siapa saja.

4. Menjadi anak yang pandai membaca alQur’±n dan menjadi qari/qariah terbaik di sekolah atau sampai ke tingkat provinsi harus usaha yang gigih.

Hikmah beriman kepada qada

Seseorang yang beriman kepada qada akan bersikap dan berperilaku, antara lain sebagai berikut.

1. Datang ke sekolah atau kegiatan lainnya tepat waktu.

2. Memanfaatkan waktu untuk belajar dan hal lain yang positif.

3. Menerima berapa pun uang jajan yang diberikan orang tua.

4. Tidak bersikap sombong di rumah, di sekolah atau di lingkungan masyarakat.

5. Berhati-hati jika berada di tempat keramaian atau di jalan raya yang padat kendaraan.

6. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya.

7. Santun dan rendah hati dalam bersikap di mana pun ia berada.

Hikmah beriman kepada qadar

Seseorang yang beriman kepada qadar akan bersikap dan berperilaku, antara lain sebagai berikut.

1. Menyadari bahwa semua cita-cita yang diinginkan harus diusahakan.

2. Memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi tugas.

Misalnya mengerjakan PR sendiri.

3. Giat dan disiplin dalam belajar.

Misalnya, sebelum berangkat tidur, harus belajar terlebih dahulu.

8 Cara Mudah Mengobati Penyakit Herpes, Madu hingga Bawang Putih Bisa Jadi Solusinya !

8 Cara Mudah Mengobati Penyakit Herpes, Madu hingga Bawang Putih Bisa Jadi Solusinya !

Herpes adalah salah satu penyakit yang disebabkan karena adanya infeksi pada kulit.

Herpes bisa disebabkan karena terdapat virus herpes simpleks yang menginfeksi suatu area tubuh seseorang.

Dilansir dari Medicalnewstoday.com, salah satu gejala herpes ini pada umumnya akan timbul ruam pada kulit.

Sebagian besar kasus, herpes biasana menyerang pada bagian alat kelamin atau sekitar mulut, namun herpes juga dapat terjadi hampir dimana saja.

Ada dua jenis Herpes Simpleks Virus (HSV) yang menyebabkan ruam di kulit:

a. HSV – 1 yang biasanya menyebar di air liur dan cendereung mempengaruhi daerah sekitar mulut dan hidung.
b. HSV – 2 yang biasanya menyebar melalui adanya kontak seksual, dan muncul di area sekitar kelamin.

Herpes ini menyebabkan timbulnya luka di kulit dan biasanya diawali dengan kemunculan rasa gatal dan terbakar pada area kulit.

Herpes ini biasanya akan menginfeksi selama beberapa hari hingga satu minggu, pada umumnya ruam terjadi 7-10 hari.

Herpes ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya, tetapi lukanya akan hilang dalam beberapa waktu.

Namun untuk mempercepat penyembuhan, Anda dapat melakukan beberapa perawatan untuk memperingan gejala dari penyakit herpes.

Dilansir dari Medicalnewstoday.com dan Healthline.com, berikut Tribunnews rangkum beberapa tips perawatan untuk menyembuhkan herpes:

1. Kompres dengan Air

Kompres panas dan dingin dapat berfungsi untuk meringankan rasa sakit dan gatal saat terinfeksi herpes.

Disarankan juga mencuci bagian yang terinfeksi herpes dengan air panas yang diberi campuran garam lembut.

2. Madu

Madu mungkin efektif mengobati luka pada kulit akibat infeksi virus herpes.

Madu memiliki khasiat yang berpotensi untuk mempercepat penyembuhan luka pada kulit.

3. Bawang Putih

Bawang putih memiliki sifat yang dapat melemahkan aktivitas virus pada tubuh.

Zat allicin yang terdapat pada senyawa bawang putih dapat mencegah, menyembuhkan dan mengobati herpes.

4. Soda Kue

Soda kue juga dapat membantu meringankan dan mengurangi rasa gatal saat terinfeksi herpes.

Anda bisa mengoleskan pasta soda kue ke bagian atau area kulit yang terinfeksi herpes.

5. Cuka sari apel

Cuka sari apel memiliki sifat anti inflamasi dan antivirus yang dapat memberikan beberapa manfaat baik untuk menyembuhkan luka.

Anda bisa mengoleskan cairan cuka sari apel untuk mengobati bagian-bagian kulit yang terinfeksi virus herpes.

6. Sayuran kaya antioksidan

Mengkonsumsi sayuran yang kaya akan antioksidan sperti kembang kol, kangkung, bayam, dan tomat yang kaya akan radikal bebas, dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu mempercepat penyembuhan herpes.

Selain itu sayuran-sayuran tersebut juga kaya akan arigin dan rasio asam amino yang dapat menekan virus herpes.

7. Minyak

Minyak tertentu seperti rosemary, cengkeh dan minyak herbal lainnya dapat mengurangi efek buruk dari pengaruh virus herpes pada tubuh.

Minyak kelapa, minyak almon, minyak zaitun dan minyak organik lainnya bisa Anda campurkan dalam air mandi untuk mempercepat penyembuhan ruam kulit akibat virus herpes.

8. Gel atau lidah buaya

Protaleum jelly juga dapat menjadi salah satu sarana untuk mempercepat penyembuhan pada kulit Anda.

Anda bisa menggunakan protaleum jelly atau gel yang ada pada lidah buaya sebagai antiseptik yang dapat mencegah herpes semakin parah.

Apabila belum reda, Anda bisa menggunakan beberapa suplemen obat atau salep seperti:

– aciclovir
– famciclovir
– valacyclovir

Apabila tidak segera diobati herpes ini akan menyebabkan infeksi jamur di bagian sekitar kulit, kudis hingga penyakit kulit yang lebih parah lainnya.

Seseorang harus memeriksakan diri ke dokter apabila herpes tidak kunjung sembuh.

Anda harus segera mengkonsultasikan penyakit Anda untuk mengetahui jenis pengobatan yang cocok dan pas dengan takaran dosis yang diperlukan.

Struktur Teks Deskripsi, Mulai dari Identifikasi, Deskripsi Bagian, Simpulan atau Kesan

Struktur Teks Deskripsi, Mulai dari Identifikasi, Deskripsi Bagian, Simpulan atau Kesan

Simak inilah materi pembahasan terkait Struktur Teks Deskripsi.

Setiap teks memiliki bagian-bagian atau struktur yang berbeda dengan teks yang lain sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Teks deskripsi memiliki struktur teks yang terdiri atas identifikasi/gambaran umum, deskripsi bagian, dan penutup/kesan.

Adapun penjelasannya, sebagai berikut:

1. Indentifikasi/gambaran umum

Berisi nama objek yang dideskripsikan, lokasi, sejarah lahirnya, makna nama, atau pernyataan umum tentang objek.

2. Deksripsi bagian

Berisi perincian bagian objek yang diuraikan/dirinci berdasarkan tanggapan subjektif penulis.

Perincian dalam teks deskripsi dapat diisi dengan:

Apa yang dilihat (bagian-bagiannya, komposisi warnanya, kesan dari penulis tentang objek itu, dll).
Apa yang didengar (suara apa yang didengar, seperti apa suara-suara itu menurut penulis/membandingkan dengan suara apa).
Apa yang dirasakan (dengan mengamati objek).
Baca juga: 5 Contoh Narrative Text Beserta Terjemahannya: Ada Fabel hingga Legenda

Jenis Pengembangan Deskripsi Bagian:

a. Deskrpisi bagian berdasarkan ruang

Berisi perincian bagian-bagian ruang objek yang diseskripsikan. Misalnya, penulis mendeskripsikan pintu masuk, bagian tengah, bagian belakang. Perincian ruang juga dapat menyebut nama ruang-ruang dan ciri-cirinya.

b. Deskripsi bagian berdasarkan anggota-anggota bagian objek

Berisi perincian bagian-bagaian yang dideskripsikan (pantai digambarkan bawah lautnya, bibir pantai, ombak dan pasirnya, pemandangan tumbuhan dan hewan pantai).

c. Deskripsi bagain berdasarkan proses sesuatu berlangsung

Berisi perincian bagian awal, mulai meningkat, puncak (inti), penutup. Misalnya, penulis mendeskripsikan awal pementasan, puncak adegan, mulai meluruh, dan penutup.

d. Deskrpisi bagian berupa pemfokusan

Berisi bagian yang disukai dari bagian yang dideskripsikan. Contoh : Bagian yang paling saya sukai dari perpustakaan ini adalah ruang bacanya. Desain unik dengan cat biru memberikan kenyamanan yang luar biasa pada pengunjung

3. Kesimpulan/kesan

Bagian ini merupakan penutup teks tentang kesimpulan atau kesan penulis. Bagian ini bersifat pilihan, boleh ada atau tidak.

Sumber:

Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2017 oleh Titik Harsiati dkk.

Buku Bahasa Indonesia Paket B Setara SMP/MTs Indahnya Negeriku Modul Tema 1 Tahun 2017, Kemendikbud.

Makna Lambang Pancasila, Lengkap dengan Contoh Penerapan Sila 1 hingga 5 dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Lambang Pancasila, Lengkap dengan Contoh Penerapan Sila 1 hingga 5 dalam Kehidupan Sehari-hari

Berikut makna lambang Pancasila, lengkap dengan contoh penerapan Sila 1 hingga 5 dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila merupakan lambang dasar negara Indonesia yang dijadikan pilar ideologis.

Menurut KBBI, Panca berarti lima, sedangkan Sila adalah dasar atau adab.

Dengan demikian, Pancasila berisi lima dasar atau pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima ideologi penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca juga: Ciri-ciri Puisi Lengkap dengan Pengertian Puisi, Unsur-unsur dan Jenis-jenisnya

Baca juga: Contoh Benda Magnetis, Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 6 SD Buku Tematik Subtema 2 Pembelajaran 3

Kelima ideologi tersebut memiliki lambang yang berbeda-beda.

Berikut makna lima lambang Pancasila lengkap dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dikutip dari bobo.grid.id.

1. Sila Pertama Pancasila – Bintang

Sila pertama Pancasila berbunyi, “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Lambang sila pertama Pancasila adalah bintang emas di atas perisai hitam.

Lambang bintang emas bermakna sebagai cahaya kerohanian bagi setiap manusia, teman-teman.

Sedangkan, latar belakang warna hitam di bawah lambang bintang emas melambangkan warna alam atau warna asli yang menunjukkan Tuhan sebagai sumber dari segala sesuatu di dunia ini.

Penerapan sila pertama dalam kehidupan sehari-hari contohnya:

– Beribadah sesuai kepercayaan yang dianut.
– Menghargai dan menghormati agama dan kepercayaan orang lain yang berbeda dengan kita.
– Saling tolong menolong tanpa membeda-bedakan agama dan kepercayaan yang dianut.

2. Sila Kedua Pancasila – Rantai

Lambang sila kedua Pancasila ini adalah rantai yang tersusun dari gelang-gelang kecil.

Makna dari gambar rantai itu adalah menandakan hubungan manusia satu sama lain yang saling membantu.

Lambang rantai pada sila kedua Pancasila itu terdiri dari mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling terkait membentuk lingkaran.

Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki dan mata rantai lingkaran melambangkan perempuan.

Sehingga, sesama manusia harus saling membantu satu sama lain.

Contoh penerapan sila kedua dalam kehidupan sehari-hari misalnya:

– Bersikap adil pada semua orang dan tidak membeda-bedakan orang berdasar latar belakangnya.
– Saling membantu satu sama lain bila ada yang kesusahan.
– Memberlakukan semua orang dengan adab yang baik.

3. Sila Ketiga Pancasila – Pohon Beringin

Lambang sila ketiga Pancasila adalah pohon beringin.

Pohon beringin memiliki akar tunggal panjang yang menunjang pohon itu bisa tumbuh.

Akar pohon beringin tumbuh sampai ke dalam tanah dan menggambarkan kesatuan dan persatuan Indonesia.

Selain itu, pohon beringin juga memiliki akar yang menjalar ke mana-mana, yang melambangkan negara kesatuan Indonesia yang memiliki beragam latar belakang budaya.

Cara menerapkan sila ketiga dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

– Menjaga kerukunan bangsa Indonesia yang memiliki beragam latar belakang suku, budaya, agama, dan bahasa.
– Mencintai Indonesia dengan menjaga kelestarian warisan budaya.
– Bersama-sama menjaga persatuan dan hubungan baik satu sama lain, dan tidak mudah terpecah belah.

4. Sila Keempat Pancasila – Banteng

Sila keempat Pancasila berbunyi, “Kerakyatan yang Dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.

Sila keempat Pancasila dilambangkan dengan gambar banteng.

Banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul.

Ini melambangkan musyawarah, di mana orang-orang berdiskusi dan berkumpul.

Bentuk penerapan sila keempat ini adalah:

– Mencari solusi untuk menyelesaikan masalah dengan musyawarah bersama.
– Menghormati pendapat orang lain dan tidak memaksakan kehendak diri sendiri ketika bermusyawarah.
– Menerima hasil musyawarah untuk kebaikan bersama dengan lapang dada.

5. Sila Kelima Pancasila – Padi dan Kapas

Sila kelima Pancasila berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Lambang dari sila kelima Pancasila ini adalah padi dan kapas.

Makna dari lambang padi dan kapas itu adalah pangan dan sandang yang merupakan kebutuhan pokok seluruh rakyat Indonesia.

Namun, keadilan ini juga berlaku pada semua aspek kehidupan manusia.

Beberapa hal yang termasuk penerapan Pancasila sila kelima adalah:

– Saling menghormati kewajiban dan hak sebagai warga negara.
– Menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak yang sama sebagai warga negara.
– Menjaga dan menggunakan hak bersama agar bisa digunakan bersama-sama dan memperjuangkan keadilan untuk semua orang.

Tokoh yang Merumuskan Dasar Negara : Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno

Tokoh yang Merumuskan Dasar Negara : Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno

Ada tiga tokoh besar Indonesia yang memberikan usulan atau rumusan dasar negara.

Tiga tokoh tersebut adalah Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

Ketiga tokoh ini berperan penting dalam perumusan Pancasila yang kini masih menjadi dasar negara Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia diharapkan menjadi pedoman hidup warga negaranya dalam bermasyarakat.

Dikutip dari kids.grid.id, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta.

Dalam bahasa Sansekerta, “Panca” memiliki arti “lima” dan “syla” adalah “batu sendi” atau “alas dasar”.

Dikutip dari bobo.grid.id, Pancasila dirumuskan oleh tiga tokoh nasional Indonesia saat sidang BPUPKI berlangsung pada 29 Mei 1945-1 Juni 1945.

Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang.

Karena dibentuk oleh Jepang, BPUPKI juga memiliki nama dalam bahasa Jepang yaitu Dokuritsu Junbi Chousakai.

Tugas BPUPKI untuk merancang dasar negara Indonesia.

Dalam sidang BPUPKI inilah, terdapat tiga tokoh yang memberikan rumusan dasar negara.

Berikut ini rumusan Pancasila dari tiga tokoh tersebut:

Rumusan Mohammad Yamin

Mohammad Yamin membuat rumusan yang terdiri dari lima poin berikut ini untuk bisa dijadikan dasar negara:

– Perikebangsaan;
– Perikemanusiaan;
– Periketuhanan;
– Perikerakyatan;
– Kesejahteraan rakyat.

Rumusan tersebut diajukan pertama kali secara lisan pada 29 Mei 1945.

Sementara, saat disampaikan dalam bentuk tertulis, rumusan yang diajukan adalah:

– Ketuhanan Yang Maha Esa;
– Kebangsaan;
– Persatuan Indonesia;
– Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab;
– Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan;
– Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan Dr. Soepomo

Pada pidatonya dalam sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, Soepomo mengusulkan rumusan Pancasila yang berisi:

– Persatuan;
– Kekeluargaan;
– Keseimbangan lahir dan batin;
– Musyawarah;
– Keadilan rakyat.

Rumusan Ir. Soekarno

Ketika sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato yang berisi gagasan tentang dasar negara.

Ir. Soekarno memberikan tiga usulan untuk dijadikan dasar negara, yakni Pancasila, Trisila, dan Ekasila.

Rumusan Trisila yang diusulkan Ir. Soekarno berbunyi seperti ini:

– Sosio – nasionalisme;
– Sosio – demokratis;
– Ke – Tuhanan.

Rumusan Ekasila yang diusulkan Ir. Soekarno berbunyi seperti ini:

– Gotong – royong.

Tetapi, pada akhirnya dasar negara yang dipilih adalah Pancasila.

Lima poin rumusan Pancasila yang diusulkan Ir. Soekarno berbunyi seperti ini:

1. Kebangsaan Indonesia – atau nasionalisme;
2. Internasionalisme – atau peri-kemanusiaan;
3. Mufakat – atau demokrasi;
4. Kesejahteraan sosial;
5. Ketuhanan.

Rumusan Dasar Negara Pancasila

Rumusan Pancasila sebagai dasar negara yang sah tercantum dalam UUD 1945 dan disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945.

Rumusan dasar negara dalam pembukaan UUD 1945 terletak pada alinea ke empat.

Berdasarkan istruksi yang dikeluarkan Presiden Republik Indonesia, yakni Instruksi No.12/1968 pada 13 April 1968, tata urutan dan rumusan Pancasila yang sah adalah:

– Ketuhanan Yang Maha Esa;
– Kemanusiaan yang adil dan beradab;
– Persatuan Indonesia;
– Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan;
– Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Contoh Pengamalan Sila ke-5 Pancasila di Kehidupan Sehari-hari, Beserta Nilai-nilai Pancasila

Contoh Pengamalan Sila ke-5 Pancasila di Kehidupan Sehari-hari, Beserta Nilai-nilai Pancasila

Inilah contoh pengamalan sila kelima Pancasila di kehidupan sehari-hari, beserta nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Setiap sila Pancasila memiliki nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam hidup bernegara.

Termasuk nilai Keadilan pada sila kelima Pancasila yang dilambangkan dengan padi dan kapas.

Sila kelima Pancasila berbunyi Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Contoh pengalaman sila kelima sebagai perwujudan nilai Keadilan, yakni bersikap adil kepada setiap orang.

Kemudian, menjalankan kewajiban dan menghormati hak orang lain

Baca juga: Arti Rantai Emas Lambang Sila ke-2 hingga Pengamalan Nilai Sila Kedua Pancasila

Dikutip dari bpip.go.id, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sekaligus pedoman dengan nilai-nilai luhur yang bisa diterapkan dalam kehidupan berbangsa.

Pengamalan Pancasila hendaknya diajarkan kepada anak-anak sejak dini, termasuk sila ke-5.

Berikut ini mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dikutip Tribunnews.com dari beberapa sumber:

Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia dan Contoh Pengamalannya

1. Nilai Ketuhanan

Nilai Ketuhanan terdapat dalam sila pertama Pancasila.

Maksud dari nilai ketuhanan ini adalah Indonesia itu negara beragama.

Jadi, setiap rakyat Indonesia memiliki agama yang dipercaya, sebagaimana dikutip dari Bobo.grid.id.

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terkait sila pertama Pancasila.

Contohnya, seperti:

– Beribadah sesuai kepercayaan
– Menghargai orang lain yang agamanya berbeda
– Tolong menolong, meski memiliki agama yang berbeda

2. Nilai Kemanusiaan

Nilai Kemanusiaan terdapat dalam sila kedua Pancasila.

Maksud dari nilai kemanusiaan ini adalah bersikap adil dan manusiawi kepada setiap orang, meskipun orang itu memiliki perbedaan.

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terkait sila kedua Pancasila.

Contohnya, seperti:

– Tidak membeda-bedakan orang di sekitar kita
– Saling membantu, misalnya melakukan kerja bakti atau memberi bantuan korban bencana alam
– Tidak mudah main hakim sendiri
– Tidak merasa paling benar sendiri
– Tidak suka permusuhan dan pertengkaran

3. Nilai Persatuan

Nilai Persatuan terdapat dalam sila ketiga Pancasila.

Maksud dari nilai Persatuan adalah rakyat Indonesia harus bersatu, tidak boleh terpecah belah hanya karena perbedaan.

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terkait sila ketiga Pancasila.

Contohnya, seperti:

– Mencintai negara Indonesia dengan cara menjaga warisan budaya yang ada
– Menjaga hubungan baik dengan teman-teman satu negara, meski beda suku, agama, dan bahasa

Baca juga: 10 Contoh Pengamalan Sila Ketiga Pancasila, Berbunyi: Persatuan Indonesia

4. Nilai Kerakyatan

Nilai Kerakyatan terdapat dalam sila keempat Pancasila.

Maksud dari nilai kerakyatan ini adalah negara kita mengutamakan rakyat.

Jadi, rakyat Indonesia harus diutamakan.

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terkait sila keempat Pancasila.

Contohnya, seperti:

– Menyelesaikan masalah dengan musyawarah
– Tidak memaksakan kehendak kita saat bermusyawarah
– Menerima hasil musyawarah dengan lapang dada

contoh di lingkungan keluarga:

– Setiap masalah keluarga diselesaikan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat
– Berjiwa besar untuk menerima dan mempertimbangkan pendapat sesama anggota keluarga
– Setiap anggota keluarga menerima dan menghargai hasil keputusan musyawarah
– Setiap anggota keluarga bertanggung jawab melaksanakan hasil keputusan musyawarah

5. Nilai Keadilan

Nilai Keadilan terdapat dalam sila kelima Pancasila.

Maksud dari nilai keadilan ini adalah bersikap adil terhadap semua orang.

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terkait sila kelima Pancasila.

Contohnya, seperti:

– Bersikap adil kepada setiap orang
– Menjalankan kewajiban dan menghormati hak orang lain
– Memberikan bantuan jika ada teman bermain yang kesusahan
– Menghindari sikap sombong di tempat bermain
– Menghargai hasil karya teman
– Saling menghargai sesama teman

Sejarah Lahirnya Pancasila

Dikutip dari bpip.go.id, sejarahnya berawal dari kekalahan Jepang pada perang pasifik.

Kemudian, mereka berusaha mendapatkan hati masyarakat dengan menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia dan membentuk sebuah Lembaga yang tugasnya untuk mempersiapkan hal tersebut.

Lembaga ini dinamai Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

BPUPKI mengadakan sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945.

Diadakan di Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung Pancasila), para anggota membahas mengenai tema dasar negara.

Setelah beberapa hari, pada 1 Juni 1945, Soekarno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya.

Ia menyampaikan gagasan tentang dasar negara Indonesia merdeka, yakni Pancasila.

Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu, diterima secara aklamasi oleh segenap anggota BPUPKI.

Perumusan Pancasila oleh Panitia Sembilan

Dikutip semarangkota.go.id, BPUPKI membentuk panitia kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar yang berpedoman pada pidato Bung Karno.

Pada saat itulah, dibentuklah Panitia Sembilan.

Panitia Sembilan itu terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, dan Abikoesno Tjokrosoejoso.

Kemudian, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin.

Panitia Sembilan ditugaskan merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Soekarno pada 1 Juni 1945 dan menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Hingga akhirnya, rumusan Pancasila hasil penggalian Soekarno berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945.

Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

Selanjutnya, disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.

Penetapan Hari Lahir Pancasila sebagai Hari Libur Nasional

Kini, 1 Juni resmi ditetapkan jadi Hari Lahir Pancasila melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi menyampaikan keputusan ini melalui pidato pada peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka, Bandung pada 1 Juni 2016.

Selain itu, 1 Juni juga ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Kerajinan Bahan Limbah Keras : Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Pengolahan Limbah Keras

Kerajinan Bahan Limbah Keras : Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Pengolahan Limbah Keras

Berikut ini penjelasan mengenai kerajinan bahan limbah keras, mulai dari pengertian, jenis hingga cara pengolahannya.

Bahan limbah dapat dijadikan menjadi kerajinan yang menarik.

Ada beberapa bahan limbah, termasuk limbah keras.

Limbah keras terbagi lagi menjadi dua yaitu limbah keras organik dan anorganik.

Limbah keras organik dan anorganik ini dapat disulap menjadi aneka kerajinan yang unik dan menarik.

Lantas, apa itu limbah keras?

Baca juga: Jenis-jenis Planet Luar dan Dalam di Tata Surya, Lengkap dengan Ciri-ciri dan Karakteristiknya

Pengertian Limbah Keras

Dikutip dari Buku Prakarya SMP Kelas 8 Edisi Revisi 2017 Semester 2, limbah keras merupakan limbah yang berwujud keras, padat, dan tidak mudah berubah bentuk.

Selain itu, juga tidak mudah diolah serta tidak mudah terurai dalam tanah.

Jadi kerajinan bahan limbah keras ialah suatu kerajinan yang dibuat menggunakan bahan dari limbah keras.

Mengenai Limbah Keras Organik dan Anorganik

Limbah keras organik adalah limbah yang berasal dari alam (tumbuhan dan hewan) bersifat keras, padat, dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai dalam tanah.

Sementara itu, limbah keras anorganik yakni jenis limbah yang berwujud keras, padat, sangat sulit.

Bahkan tidak bisa untuk diuraikan atau tidak bisa membusuk.

Contoh limbah keras anorganik adalah plastik, pecahan keramik, pecahan kaca, dan baja.

Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam dan kimia yang tidak terbaharui.

Jenis dan Karakteristik Bahan Limbah Keras

Limbah keras yang digunakan sebagai bahan dasar kerajinan dibedakan menjadi dua jenis, yakni:

1. Limbah Keras Organik

Limbah yang terdiri atas kandungan bahan yang pejal, solid, kuat dan tidak mudah berubah bentuk.

Limbah keras organik berasal dari sumber daya alam daratan dan lautan.

Contohnya, cangkang kerang laut, sisik ikan keras, tulang ikan, tulang hewan berkaki empat (sapi, kerbau, kambing), tempurung kelapa, dan potongan kayu.

Limbah keras organik dapat dimanfaatkan kembali sebagai produk kerajinan.

Namun, diperlukan peralatan yang cukup kuat untuk membantu dalam pengerjaannya.

2. Limbah Keras Anorganik

Limbah yang terdiri atas kandungan bahan kuat dan tidak mudah dihancurkan dengan alat biasa.

Namun, harus menggunakan teknologi tertentu, seperti pemanasan, pembakaran, dan penghancuran.

Contohnya, pelat-pelat dari logam, pecah-pecahan keramik, pecahan kaca, wadah/botol plastik, dan kaleng.

Meskipun begitu, tidak semua limbah keras dapat diolah kembali menjadi karya kerajinan karena keterbatasan alat dan teknologi.

Pengolahan Bahan Limbah Keras

Adapun pengolahan limbah organik dan anorganik memiliki teknik yang berbeda.

Limbah organik biasanya didaur ulang menjadi pupuk tanaman sampai dengan bahan bakar biogas.

Sementara itu, limbah keras yang ada di lingkungan masyarakat terlebih dahulu dilakukan pengolahan melalui beberapa cara.

Cara tersebut, meliputi:

1. Sanitasi (Sanitary Landfill)

Sanitary landfill adalah suatu metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik.

2. Pembakaran (Incineration)

Pada proses pembakaran, sampah dibakar di dalam alat insinerator.

Hasil pembakarannya berupa gas dan residu pembakaran.

3. Penghancuran (Pulverisation )

Pada pulverisation, penghancuran sampah dilakukan di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi dengan alat pengaduk sampah.

Sampah-sampah tersebut, dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang letaknya rendah.

Limbah keras yang dapat didaur ulang ialah tempurung kelapa, cangkang kerang, tulang belulang, plastik, logam, kaca, plastik, dan kaleng.

Limbah-limbah dapat dipilah-pilah sesuai kebutuhan.

Jika dinilai tidak layak pakai, maka limbah dapat diselesaikan dengan cara dibakar.

Sebaliknya limbah yang masih dalam kondisi utuh, dapat dimanfaatkan kembali menjadi karya kerajinan.

Baca juga: 5 Macam Gerak Langkah dalam Senam Irama, Berikut Cara Melakukannya

Adapun sebagai informasi, proses pengolahan masing-masing bahan limbah keras secara umum sama.

Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin.

Berikut ini proses pengolahan sederhana yang dapat dilakukan untuk bahan limbah keras.

1. Pemilahan bahan limbah

Seleksi bahan limbah keras perlu dilakukan sebelum proses produksi.

2. Pembersihan limbah

Keadaan limbah keras biasanya tidak cukup bersih.

Maka, perlu dilakukan pencucian menggunakan detergen.

Hal tersebut, dimaksudkan agar zat bekas makanan atau minuman dapat larut dan limbah keras menjadi bersih.

3. Pengeringan

Pengeringan dilakukan secara konvensional, menggunakan sinar matahari langsung atau secara langsung yang dibersihkan menggunakan lap kering.

4. Pewarnaan

Pewarnaan pada limbah keras dapat dilakukan dengan cara disemprot atau dikuas dengan cat.

5. Pengeringan setelah pewarnaan

Setelah pewarnaan, bahan limbah harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung atau diangin-anginkan.

6. Penghalusan bahan agar siap pakai

Proses finishing juga berbagai macam caranya, seperti dipotong, ditempa, dilem, digerinda, dan diamplas.